Teringat indahnya masa kecilku ketika pertama kalinya aku belajar
memanjat pohon jambu di halaman rumahku sehingga aku menjadi pemanjat
pohon yang handal. Ketika aku belajar mengendarai sepeda dan kakakku
mengejar sepeda yang aku ayuh karena meluncur cukup kencang ketika
berada di jalanan yang menurun, sepeda itu tidak aku rem karena takut
jatuh, maklum aku belajar naik sepeda langsung roda dua dan sepeda itu
terlalu tinggi untuk digunakkan olehku. Ketika aku bermain layang-layang
di genting rumahku bersama adik dan kakakku, "Kebebasan yang
terkendali" itu filosofi yang aku dapatkan dari layang-layang.
Cerita
yang masih melegenda adalah aku dan adikku sering mengayuh becak yang
sedang parkir di depan rumahku, sementara tukang becaknya sedang makan
di warung ibuku. Umurku dan adikku hanya berjarak sekitar dua tahun,
suatu hari ketika kami sedang asyik bergiliran mengayuh becak dan
melewati garasi becak, juragan becak itu marah;
"Heh becak saha eta, balikeun! Bangor pisan nya budak Ceu Ade teh"
Cerita
yang tidak kalah menarik adalah waktu kecil aku sering di
ajak bermain sepak bola oleh teman-teman lelaki, kemudian ketika aku belajar di Pondok Pesantren Istiqomah Mudawamah Tasikmalaya, aku pernah mengikuti perlombaan sepak bola wanita
bersama penduduk kampung, sepulangnya aku dimarahi habis-habisan oleh salah satu pengajar di sana, padahal
niatku hanya untuk meramaikan acara 17 agustus.
***
Lebaran
kemarin setelah ba'da dzuhur meskipun kondisi badanku kurang sehat,
aku putuskan untuk pergi bersilaturahmi ke Kota Sumedang, aku bersama
adik sepupuku Uwi mengendarai motor Scoopy warna biru metalik, cukup
meneganggkan juga track menggunakan motor yang berbody bohay dan ompong. Dulu ketika masih SD, kota ini menjadi tujuan untuk mengisi liburanku dengan menuntut ilmu agama, aku pesantren kilat di Pondok Pesantren Darul Qur'an Sumedang.
Bersambung...