Kamis, 13 Oktober 2011

Menanti Sebuah Jawaban

Menelusup hariku dengan harapan...

"Ah, kenapa hatiku masih tertaut padanya?" batinku berbisik, hari mulai senja ku lihat di luar sana jingga mulai menghiasi langit. Jam sudah menunjukkan waktu pulang, seperti biasa aku pulang bersama si Celi, setibanya di kostan aku lipat sepeda dan menyimpannya di bawah tangga.

Setelah menyimpan tas dan jaket di kursi sofa, aku ingin menikmati suasana senja, segera saja aku menaiki tangga menuju tempat jemuran. Aku tertegun karena tadi siang temanku mengatakan hal yang mengusik hatiku, sekejap saja siluet senja dan hembusan angin membuat aku hanyut dalam susasana. Aku menatap hamparan langit biru yang terbentang, "Allah" hanya dengan mengingatMu hati menjadi tenang.

Aku masih terpaku melihat indahnya lukisan Sang Khalik, lantunan pujian menemani kesendirianku. Beberapa ayat yang ku baca belakangan ini pas sekali dengan suasana hatiku "Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa" Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ya, segala sesuatu yang telah Allah tetapkan sudah dengan pertimbangan, seberat apapun beban yang sedang kita pikul itu semua sudah sesuai kadarnya.

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.

                                                                            ***

Setelah wisata hati di ayat-ayat terakhir surat Al-Baqarah, kemudian penggalan surat Ali-Imran "Zuyyina linnaasi hubbusy-syahawaat" Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan". Tidak berapa lama di status facebook yang baru saja aku update, ada seseorang yang mengirim hadist:

"Ahbib habibaka haunan ma, 'asa an yakuna baghidhoka yauman ma. Wa abghidh baghidhoka haunan ma, 'asa an yakuna habibaka yauman ma" (Cintailah kekasihmu itu sekedarnya saja, boleh jadi kamu akan membencinya suatu ketika. Dan bencilah orang yang kamu benci sekedarnya saja, boleh jadi kamu akan mencintainya suatu ketika) (HR. Tirmidzi).

Aku tahu jawabannya; batas antara cinta dan benci itu sangatlah tipis.

Semoga kau tahu isi hatiku...