Sabtu, 01 Oktober 2011

Jawaban Segala Risau

Akhirnya ku menemukanmu
Saat raga ini mulai merapuh
Akhirnya ku menemukanmu
Saat hati ini ingin berlabuh

Mantab juga lagu yang dinyanyikan Lae Anton malam jum'at kemarin, setelah menyerahkan proposal pengajuan skripsi aku dan teman-teman pergi ke tempat karaoke bersama koordinator kelas, untuk membicarakan masalah intern kelas yang tidak bisa dibicarakan di kampus. Meskipun agak sedikit kurang nyaman dengan suasana di sana, tapi aku mencoba menikmatinya karena pemilihan tempat merupakan kesepakatan bersama.

Lagu ini pertama kali eksis tahun 2006 yang dibawakan oleh grup band Naff, aku pertama kali mengetahui lagu ini dari sahabatku Meyrina yang saat itu akan segera menikah, uniknya pertemuan mereka berawal di bus yang mengantarkan mereka ke Kota Palembang, ketika itu kekasih hatiku bernama Rizkia, jajaka Bandung berkulit putih dan tampan (kok mau ya dia sama aku?), dia sering memanggilku "imut", "tembem" yang lebih parah lagi "onta", aku meninggalkannya demi orang lain tanpa ada kata putus, tapi sampai sekarang hubungan kami masih baik, terkadang kami sering berbagi cerita termasuk kisah cintanya bersama seseorang yang sekarang menjadi tunangannya.

Sepertinya topik yang sedang hangat disekitarku sekarang ini adalah menikah, setiap kali bertemu dengan teman kantor lamaku yang ditanyakan oleh mereka adalah undangan, atau ketika teman kursusku satu persatu menikah Ustadz Ahmad pernah bertanya "Seli kapan nyusul?" (calonnya saja belum ada). Sebenarnya ada seseorang yang aku harapkan dia adalah jawaban segala risau hatiku, dan jika Allah mengizinkan aku bersamanya, semoga aku bisa mencintainya hingga ujung usiaku (sesuatu banget ya).

Tapi aku hanya bisa berharap, masalahnya aku bukan orang yang terbiasa mengungkapkan perasaanku pada orang yang aku suka, aku lebih memilih mencintai dalam hening, jadi cintaku padanya saat ini hanya sebatas teori karena aku belum mampu untuk mengembangkan kualitas cintaku menjadi praktek. Dan jika memang dia bukan jodohku, aku yakin Allah sudah siapkan yang terbaik untukku, sama seperti yang disampaikan Ustadz Ahmad "Allah sudah siapkan seseorang untuk anti".

                                                                           ***
Jika nanti ku sanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau disampingku
Jangan pernah letih tuk mencintaiku

Siapapun pasti ingin memiliki pendamping hidup yang bisa menerima segala kelemahan yang dimilikinya. Aku jadi seperti pakar cinta, karena memang terkadang teman-temanku berkonsultasi masalah cinta padaku, dan ketika aku mengungkapkan pendapatku secara tidak langsung aku menasehati diriku sendiri. Teman kantorku bercerita tentang kisah cintanya bersama seorang lelaki yang umurnya terpaut 10 tahun lebih muda darinya namun mereka bisa menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing pihak. 

Yang jadi permasalahan diantara kedua belah pihak bukanlah umur, karena umur bukan suatu jaminan untuk mengukur tingkat kedewasaan seseorang, tetapi kesanggupan sang lelaki untuk melangkah ke jenjang pernikahan karena belum memiliki kemapanan secara finansial, sedangkan yang akan ia nikahi adalah seorang janda yang di tinggal wafat suaminya dan memiliki dua orang anak. Setelah menyimak curahan hatinya, aku katakan "Sekarang mah napsi-napsi aja atuh Teh, kalau memang jodoh pasti Allah persatukan, jangan berheti berharap dan berusaha,  inya Allah suatu saat nanti akan ada jawaban segala risau hati Teteh" ku berikan padanya catatan "Dengan Segenap Cinta". 

Sejatinya dengan menikah berarti juga membuka pintu rezeki dari Allah. Sebagai suami yang bertanggung jawab, dengan hadirnya seorang istri insya Allah akan memudahkan pertolongan Allah terhadap datangnya rezeki yang akan mencukupi kebutuhan rumah tangga. Rasulullah bersabda: "Carilah oleh kalian rezeki dalam pernikahan (dalam kehidupan berumah tangga)" (HR Imam Ad-Dailami dalam Musnad Al-Firdaus). Dalam hadist lain: "Tiga orang yang pasti mendapat pertolongan dari Allah, yaitu budak mukatab yang bermaksud untuk melunasi perjanjiannya, orang yang menikah dengan maksud memelihara kehormatannya, dan orang yang berjihad di jalan Allah" (HR Turmudzi, An-Nasa'i, Al-Hakim dan daruquthni).