Awalnya aku mengajak Mas Udin ke Angkringan Pramuka untuk
menikmati susu jahe sekalian curhat, tapi setelah sampai di sana kami tidak
membicarakan masalah yang sedang aku alami, hanya Allah yang tahu apa yang
membuat aku menangis setelah menunaikan shalat maghrib (bukan masalah cinta),
aku pasti akan mendapatkan jawaban segala risau hatiku, "La Tahzan".
Aku belum menunaikan shalat isya, aku ambil air wudhu, malam itu isak tangis mewarnai shalat isyaku, “Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" Al-Baqarah : 153. Aku mengadu padaNya "Allah" ku dekap erat mushafku, aku pasti bisa melewati ini semua karena aku memiliki Hati Seluas Samudera yang akan menenggelamkan semua masalah yang ada. Ishbirii Yaa Nafsii (Bersabarlah wahai jiwaku).
Aku belum menunaikan shalat isya, aku ambil air wudhu, malam itu isak tangis mewarnai shalat isyaku, “Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" Al-Baqarah : 153. Aku mengadu padaNya "Allah" ku dekap erat mushafku, aku pasti bisa melewati ini semua karena aku memiliki Hati Seluas Samudera yang akan menenggelamkan semua masalah yang ada. Ishbirii Yaa Nafsii (Bersabarlah wahai jiwaku).
“Tiada seorangpun yang dapat membedakan antara Sabar dan Mengeluh,
melainkan ia menemukan diantara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun
Sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya.
Dan adapun Mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni hanya sia-sia
belaka” ku temukan kutipan ini dari 101 Kisah Teladan.