Selasa, 19 Juni 2012

Risalah Selaksa Kesedihan

Sekali lagi nanar menjadi saksi ketika kaki ini mulai lelah melangkah. Tidak! Aku tidak akan menyerah sampai di sini. Dan aku masih terus berjalan meski sesekali tak kuasa menahan air mata yang merayap pelan dari pelupuk. Kesedihan meradang dalam jiwa, perih ini masih menjalar. Ishbiriy... Ishbiriy...

"Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat, seakan hidup ini tak ada artinya lagi."

Tapi hidupku terlalu berarti jika harus menyerah pada masalah "Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa". Jadi ingat perkataan seseorang "Saat kita diuji dengan ujian yang -nampaknya- terlalu berat, itu berarti Allah anggap kita orang kuat yang bisa memikul beban itu. Ujian selalu berbanding lurus dengan kekuatan setiap orang (perkataan siapa ya? pasti nanti ada yang GR).

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta". (QS. al-Ankabut: 2-3).
 
Bersambung...