Senin, 10 September 2012

Rona Jingga Mentari

"Morning Sunshine" rona jinggamu meyelusup di antara celah-celah hatiku, menyapa reranting kecil harapan, memanggil kuntum bunga cinta bermekaran bersama lembayung pagi. Lihat bagaimana cahayamu terbiaskan butir-butir air hujan, membalut suasana indah di pesisir pantai rindu. "Aku tahu mentari ada di hati, ia mewarnai hatiku dengan pelangi".

Dini hari gemericik air hujan menemani tidur Dewi, meskipun merasa kurang nyenyak tapi ia sangat bersyukur karena hujan membasahi Jakarta setelah kemarau panjang. Sama halnya dengan kegersangan yang melanda hati Dewi beberapa hari ini. Tapi lihat bagaimana Allah membolak-balikkan hati seseorang. Selalu ada harapan baru untuk menyongsong masa depan.

"Ya Allah, obati hatiku" itu do'a Dewi beberapa hari yang lalu. Dan aku bisa melihat bagaimana kondisi Dewi pagi ini setelah menerima kabar berita dari seseorang. Tapi musim semi yang terjadi di hati Dewi saat ini bukan karena sms yang ia terima tadi pagi. Ya, bukan sms itu! Melainkan motivasi yang diberikan oleh ibunda tercinta dan kedua sepupunya Puspita dan Utari serta dari Ustadz Basyir dan Ustadz Husain.

Dewi sedang membangun semangat baru dari kepingan-kepingan harapan yang terserak karena ketidakpastian. Ia teringat perkataan dari Ketua Komisi Yudisial ketika beliau bertanya apakah Dewi sudah menikah apa belum, kemudian Prof. Eman berkata "Saya punya calon ganteng".

Ya, saatnya Dewi mengabaikan orang-orang yang selama ini hanya mengganggu hati dan pikiran Dewi. Saatnya Dewi mulai mengikis semua angan-angan yang tak pasti. Perhatikan di luar sana masih teramat banyak orang-orang yang menyayangi Dewi, dan mereka tak ingin melihat Dewi larut dalam suasana seperti ini. Jadi jalan terbaik adalah mengabaikan orang-orang yang mungkin hanya akan menyisakan luka di hati Dewi.