Rabu, 05 September 2012

Pesan Rindu Mentari

"Kau inspiratorku tak hadir di sisiku"

Sore itu sinar mentari menyorot wajah Dewi, ia sedang menanti sebuah bus untuk pulang ke kota kelahirannya, meninggalkan kota tempat ia mencari rezeki. Ada rasa haru menyelimuti hati Dewi, pernah suatu ketika Dewi berkata "Aku bertahan di kota ini karena kuliah, kalau sudah selesai lebih baik pulang ke Bandung". Tapi ternyata ketika hari itu telah tiba, Dewi seakan berat meninggalkan kota yang selama ini telah membuatnya jatuh bangun.

Mungkin karena di kota ini ada seseorang yang telah bersemayam di hatinya. Jika harus memilih, tak ada seorangpun yang menginginkan terpisah jarak dengan seseorang yang ia cintai. Begitupun dengan Dewi, hati kecilnya tak menginginkan terpisah dengan seseorang yang selama ini menjadi mentari dalam hidupnya, antara Jakarta-Bandung.

Bayang-bayangmu dibatas senja, matahari membakar rinduku.

Lamunan Dewi berkelana mengarungi lintasan mimpi menembus lorong demi lorong alam bawah sadarnya. Seketika ia terhenyak ketika mentari melintas di hadapannya, mentari terlihat gelisah bagai ranting yang tertiup angin bergoyang tanpa arah. Dewi menatap nanar jingganya sang mentari "Ada apa gerangan?". Mentari hanya terdiam tapi tersirat pesan bahwa mentari pun merindukan seseorang.

Dewi bertanya pada rona jingga "Adakah cinta membahana di hati  mentari?". Tanpa pikir panjang ia menjawab "Ya", sesaat kemudian pipi Dewi merona. Selama ini benih yang tersemai di hati Dewi tak pernah salah.