Kamis, 30 Januari 2014

Sehangat Senyum Mentari

Kemilau mentari merekah dengan sinar yang cerah, wangi mawar lenyapkan resah merebak dari kelopak merah "Ku pinang kau dengan Bismillah" ucap Sang Mentari.

Sang Dewi bersenda sunyi di langit pagi melebur badai di lumbung hati. Kuncup bunga mawar bermekaran menghiasi hati.  Ia mengulum senyum ceriakan hari, merah merona di paras berseri.

11 Januari, hari itu memudarkan rahasia-rahasia di tempayan kalbu Sang Dewi. "Kau dan aku hanyalah selembar cerita, kau yang merangkai bait demi baitnya, lalu kusam jemariku menarik pena aksara pula tanda baca."

"Mungkin terlalu sederhana aku mencintaimu, namun aku berharap senyum Mentari tak pernah mengkerut dan kidung peri cahaya tak menjadi petikkan sumbang kecapi suri." Ucap Sang Dewi

Aku berharap kita duduk berdua di atas dipan-dipan suka, duka menghitung canda perkutut dan sendu keledai. Mengetuk waktu, mengurai benang-benang kusut sembari menunggu kau atau diriku yang terlebih dulu menaiki kereta hijau bisu.