Ada rasa yang membumbung di relung hati ketika Sang Dewi menikmati hangatnya sentuhan Sang Mentari, berkas-berkas sinarnya yang mengintip malu-malu dari balik dedaunan rimbun menjalar ke seluruh raga Sang Dewi.
"Aku selalu merindukanmu, mengatup sepi bersama lirih senandung pagi hanya untuk melihatmu"
Angin semilir diantara bias cahaya Mentari, hingga meliuk lembut helai demi helai hati Sang Dewi. Senyumnya melengkung bak bulan sabit.
"Ada rindu yang tertepi di sini"
Ini tentang cerita di musim semi, kala rasa memugar di awal hari. Detik demi detik menghimpun mimpi melecut harap di reranting hati yang lirih.
Pada warna pagi yang tak lagi kelam, karena Mentari lembut menerpa ujung dedaunan. Dalam damai Dewi mengulum senyuman, sebab semalam risau telah tertanggal bersama sang fajar di timur asa merekah.
"Aku ingin selalu menyemai di atas jejak tentang cinta sederhana milik kita, berhulu dan bermuara, mengalirkan daya pada jarak yang hendak tertempuh, berharap waktu tak membuat debu, dan kita setia merawat janji dan rindu"